Salah satu identitas keluarga Kristen adalah sebagai komunitas cinta kasih. Karena cinta kasih, Allah menanamkan benih cinta pada dua sejoli yang hatinya bertaut. Karena cinta kasih, Allah meneguhkan dan memberkati ikatan cinta itu. Sang buah hati pun lahir karena cinta kasih. Bahkan saat meninggal pun, cinta kasih itu tetap mengiringi kepergian manusia.
Kalau melihat dari angle yang lebih luas, kita juga akan menemukan bahwa segala sesuatu yang tercipta di dunia adalah wujud dari cinta kasih. Allah sumbernya. Tidak tanggung-tanggung, Ia merelakan dirinya mewujud dalam sosok manusia hina hanya untuk membuktikan kekuatan cinta kasih itu. Hubungan Allah dan manusia yang rusak sejak kisah pelanggaran Adam dan Hawa dipulihkan begitu saja. Mungkin betul syair lagu yang dipopulerkan oleh Joy Tobing, “…semua karena cinta…”
Saat ini kita memasuki Masa Penghayatan Hidup Berkeluarga (MPHB). Sungguh, ini hal yang membahagiakan. Betapa tidak, kita diingatkan kembali akan makna dari sebuah ikatan mulia. Ikatan cinta kasih, yang adalah dasar bagi keluarga. Kita berbahagia, karena Allah meletakkan dasar dari semua karyaNya di dalam diri kita dan orang-orang yang mencintai dan kita cintai, - cinta kasih.
Setelah kita disadarkan akan hakikat keluarga, kini kita dipanggil untuk meneruskan pada tahap selanjutnya. Atas dasar cinta kasih yang kita hayati, kita dipanggil untuk ikut serta dalam karya pemulihan martabat manusia. Tidak akan ada pemulihan tanpa cinta kasih. Jadi, kita sudah punya modal untuk menjadi rekan sekerja Allah dalam karya pemulihan martabat manusia. Berbahagialah!
“La vita é bella…”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar