Yunus 3:10-4:11, Mazmur 145:1-8, Filipi 1:21-30, Matius 20:1-16
Saya bisa membayangkan betapa jengkel dan sakit hati Yunus, ketika satu kenyataan yang belum ia pahami terbentang dihadapannya. Allah mengampuni orang Ninewe! Ninewe, yang adalah ibukota kerajaan musuh bebuyutan Israel, Asyur, yang berarti juga musuh bagi Yunus mendapat pengampunan dari Allah. Sungguh fakta ini tidak terpahami oleh Yunus. Sebenarnya Yunus tahu betapa pemurahnya Allah. Itu sebabnya ia lebih memilih melarikan diri ke Tarsis, ketimbang menjalankan perintah Allah ke Ninewe (ayat 2). Mungkin ia tidak ingin Allah mengampuni orang-orang Ninewe, yang adalah musuh negaranya. Namun Allah berkehendak lain. Pengampunannya melebihi batasan-batasan yang diciptakan oleh Yunus.
Kisah orang-orang upahan di kebun anggur jug amenunjukkan betapa tak terselami karya Allah. Menurut perhitungan manusia, pastilah pekerja yang terakhir masuk kebun anggur akan mendapatkan lebih sedikit daripada pekerja yang dari pagi menggarap kebun anggur itu. Namun perhitungan itu dijungkirbalikkan dengan pemahaman yang sulit kita mengerti bahwa orang terakhir akan menjadi yang pertama dan orang pertama akan menjadi yang terakhir(ayat 16).
Dalam dua hal di atas inilah akhirnya menyadarkan kita bahwa Allah dan karya-Nya tidak bisa dimasukkan dan dibatasi dalam konsep-konsep nalar dan akal budi manusia. Konsep-konsep yang dicipta manusia membuat Allah dan karya-Nya terkungkung dan terkotak-kotak. Tanpa sadar kita pun telah menempatkan Allah dalam kotak-kotak pikiran dan konsep kita. Atau jangan-jangan kita sudah sampai pada tahap beriman kepada Allah yang kita ciptakan sesuai dengan konsep kita?
Mari saudara-saudara, mulai saat ini kita buka hati, buka pikiran, buka rasa kita, untuk merasakan Allah dan karya-Nya yang tidak terbatas, yang mampu menembus batasan-batasan yang dibuat manusia. “Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.” (Maz 145:3)
Saya bisa membayangkan betapa jengkel dan sakit hati Yunus, ketika satu kenyataan yang belum ia pahami terbentang dihadapannya. Allah mengampuni orang Ninewe! Ninewe, yang adalah ibukota kerajaan musuh bebuyutan Israel, Asyur, yang berarti juga musuh bagi Yunus mendapat pengampunan dari Allah. Sungguh fakta ini tidak terpahami oleh Yunus. Sebenarnya Yunus tahu betapa pemurahnya Allah. Itu sebabnya ia lebih memilih melarikan diri ke Tarsis, ketimbang menjalankan perintah Allah ke Ninewe (ayat 2). Mungkin ia tidak ingin Allah mengampuni orang-orang Ninewe, yang adalah musuh negaranya. Namun Allah berkehendak lain. Pengampunannya melebihi batasan-batasan yang diciptakan oleh Yunus.
Kisah orang-orang upahan di kebun anggur jug amenunjukkan betapa tak terselami karya Allah. Menurut perhitungan manusia, pastilah pekerja yang terakhir masuk kebun anggur akan mendapatkan lebih sedikit daripada pekerja yang dari pagi menggarap kebun anggur itu. Namun perhitungan itu dijungkirbalikkan dengan pemahaman yang sulit kita mengerti bahwa orang terakhir akan menjadi yang pertama dan orang pertama akan menjadi yang terakhir(ayat 16).
Dalam dua hal di atas inilah akhirnya menyadarkan kita bahwa Allah dan karya-Nya tidak bisa dimasukkan dan dibatasi dalam konsep-konsep nalar dan akal budi manusia. Konsep-konsep yang dicipta manusia membuat Allah dan karya-Nya terkungkung dan terkotak-kotak. Tanpa sadar kita pun telah menempatkan Allah dalam kotak-kotak pikiran dan konsep kita. Atau jangan-jangan kita sudah sampai pada tahap beriman kepada Allah yang kita ciptakan sesuai dengan konsep kita?
Mari saudara-saudara, mulai saat ini kita buka hati, buka pikiran, buka rasa kita, untuk merasakan Allah dan karya-Nya yang tidak terbatas, yang mampu menembus batasan-batasan yang dibuat manusia. “Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaran-Nya tidak terduga.” (Maz 145:3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar